Selasa, 31 Januari 2012

Peranan Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan

Pendahuluan

Mengingat tugas untuk mendidik anak-anak dibebankan tanggung jawabnya kepada kedua orang tua dan juga menjadi amanat yang dipikulkan di atas pundak para murabbi, kelak Allah SWT akan meminta pertanggungjawabannya dari mereka pada hari kiamat nanti dan akan menanyai mereka apa yang telah mereka pimpin. Sebenarnya masing-masing orang di antara kita adalah pemimpin dan kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita. Oleh karena itu, kita jumpai para murabbi senantiasa dalam kebingungan menghadapi tanggung jawab ini, bahkan adakalanya benar-benar melelahkan pikiran mereka. Bagaimana mereka dapat meraih keberhasilan mendidik anak-anak mereka yang beraneka ragam kecenderungan dan keinginannya, terlebih lagi banyaknya rintangan dan hambatan yang membarikade jalan menuju arah pendidikan yang benar.
Apakah yang dapat dilakukan oleh kedua orang tua dan masyarakat bila anak-anak masih juga belum mau bersikap disiplin terhadap terhadap pengarahan yang diberikan?
1.    Peranan Keluarga dalam Pendidikan
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima oleh keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembantukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan kependidikan kesosialan, seperti tolong-menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya.
Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan keluarga sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting. Peranan keluarga terutama dalam penanaman sikapdan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian. Sehubungan dengan itu nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kepercayaan terhadap Allah SWT dimulai dalam keluarga. Agar keluarga dapat memainkan peran  tersebut, keluarga perlu juga bekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan pendidikan, perlu adanya pembinaan. Hal ini dapat dicapai melalui pendidikan kemasyarakatan terutama pendidikan orang dewasa dan pendidikan wanita.
2.    Peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setalah pendidikan di lingkungan keluarga dan pendidikan di lingkungan sekolah. Bila dilihat ruang lingkup masyarakat, banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun justru keanekaragaman inilah yang dapat memperkaya budaya bangsa Indonesia.
Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah yang akan berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan beraneka ragam. Meskipun demikian masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non-pemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peran masyarakat tersebut dilaksanakan melalui jalur-jalur:
a.    Perguruan swasta
b.    Dunia usaha
c.    Kelompok profesi
d.   Lembaga swasta nasional lainnya
a.     Peranan Perguruan Swasta
Perguruan swasta mempunyai tanggung jawab dan peranan yang penting dalam usaha ikut serta melaksanakan pendidikan nasional. Karena itu pertumbuhan dan kemampuannya perlu dikembangkan berdasarkan pola pendidikan nasional yang mantap dengan tetap mengindahkan ciri has perguruan yang bersangkutan. Yang termasuk perguruan swasta yaitu usaha-usaha dari masyarakat yang secara langsung mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal.
Perguruan swasta dapat menyelenggarakan semua jenis dan jenjang pendidikan, kecuali pendidikan kedinasan di lingkungan pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya perguruan swasta berkewajiban melaksanakan ketentuan-ketentuan pokok pendidikan nasional seperti peraturan perundang-undangan, standarisasi dan akreditasi. Karena itu perguruan swasta perlu dan harus dikelola oleh suatu lembaga yang berbentuk badan hukum, sehingga hak dan kewajibannya, kelangsungan pertumbuhannya mempunyai dukungan yang mantap.

b.    Peranan Dunia Usaha
Sebagai bagian dari masyarakat, dunia usaha mempunyai kaitan yang erat dengan unsur-unsur kehidupan masyarakat lainnya, termasuk disini adalah pendidikan. Hubungan dunia usaha dengan pendidikan dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
1). Dunia usaha sebagai konsumen pendidikan, dalam arti dunia usaha memanfaatkan dan mengambil dari hasil dari pendidikan yang berupa lulusan.
2). Dunia usaha sebagai pengembang, dan pelaksana dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
            Perananan dunia usaha dalam penyelenggaraan system pendidikan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti misalnya:
1). Melaksanakan sistem magang.
2). Membentuk konsorisum pengadaan dana yang dapat dimanfaatkan untuk usaha-usaha pendidikan.
3). Menyediakan fasilitas untuk kepentingan pendidikan dan latihan.
4). Mengadakan latihan prajabatan dan penataran.
5).Mengadakan program pendidikan kemasyarakatan seperti wajib program pendidikan minimum untuk karyawannya.
6). Mengadakan kerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga pendidikan lainnya.
Peranan dan partisipasi dunia usaha di dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional perlu diatur dan dikelola dengan peraturan perundang-undangan oleh pemerintah agar peran sertanya lebih efektif dan efisien.
c.    Peranan Kelompok Profesi
Di dalam masyarakat yang sedang membangun, keterampilan dan keahlian sangat diperlukan, sehingga dengan sendirinya kelompok profesi menjadi sangat penting dan menentukan. Kita sadari bahwa pembinaan keterampilan dan keahlian ini merupakan bidang garap dalam proses pendidikan. Karena itu peranan kelompok profesi sangat penting pula dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
Peranan kelompok profesi dalam pendidikan antara lain:
1). Merencanakan dan menyelenggarakan latihan keterampilan dan keahlian.
2). Menjamin dan menguji kualitas keterampilan dan keahlian tersebut
3). Menyediakan tenaga-tenaga pendidikan untuk berbagai jenis pendidikan, terutama pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan khusus.
d. Peranan Lembaga Swasta Lainnya
  kecuali peranan pendidikan swasta, dunia usaha dan kelompok profesi, di dalam masyarakat berkembang pula lembaga-lembaga swasta nasional yang mengelola menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan, penelitian, keterampilan dan keahlian.
Peranan lembaga swasta nasional itu terutama diharapkan dalam rangka pelaksanaan pendidikan kemasyarakatan melalui kegiatan-kegiatan pendidikan yang mempunyai efek sosial.

Penutup
            Pendidikan tidak lepas dari peranan keluarga/orang tua dan masyarakat, karena kedua komponen inilah yang paling uatama dan yang paling penting dalam rangka penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan. Keluarga dalam pendidikan anak-anak harus lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan kependidikan kesosialan, seperti tolong-menolong, bersama-sama menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga dan sejenisnya. Dan di sini masyarakat merupakan pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah, dan masyarakat pulalah yang paling dominan mempengaruhi akhlak dan pendidikan seorang anak.

Daftar Pustaka
  1. Abdur Rahman, jamaal. 2005. Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Seri Pendidikan.
  2. Ihsan, Fuad.2008.sistem Pendidikan Nasaional. Jakarta: Rimeka Cipta

TEORI SEPUTAR PENTERJEMAHAN



Disusun Oleh: Guntur Nara Persada
Tugas Bhasa Indonesia
كلية التربية والأداب
قسم التعليم اللغة العربية 
جامعة"سلطان مولنا حسن الدين"الإسلامية الحكومية بنتن

BAB I
PENDAHULUAN
            Bahasa Indonesia harus mampu mencari, mendapatkan dan memberikan padanan istilah, konsep, jargon, frase atau kalimat-kalimat yang dipakai ilmu, pengetahuan, teknologi, kebudayaan, seni dari, antara lain, bahasa-bahasa yang telah memilikinya lebih dahulu. Dalam konteks inilah maka penerjemahan harus dilakukan, sebab akan banyak kata-kata, istilah, konsep dan jargon yang bisa diserap oleh Bahasa Indonesia.
            Jepang, yang bangga disebut sebagai translation empire (kaisar terjemah), Taiwan, Korea, dan sejumlah Negara Eropa, untuk kasus modern, dan bangsa Arab pada masa-masa awal dan pada abad-abad pertengahan, adalah contoh kongkrit bagaimana suatu bangsa atau bangsa-bangsa mencoba menjadi maju dengan memperkaya bahasa mereka melalui gerakan penerjemahan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa mereka sendiri.
            Itulah, antara lain, tujuan mengapa kita menerjemahkan karya-karya bangsa lain yang telah dianggap lebih maju daripada kita baik dalam bidang ilmu, pengetahuan, kebudayaan, teknologi maupun seni. Atau dengan kata lain, penerjemahan juga dimaksudkan untuk mencendikiakan bahasa Indonesia

BAB II
TEORI SEPUTAR PENTERJEMAHAN
            Teori seputar penerjemahan mencakup beberapa pengertian penerjemahan dan istilah-istilah yang terkait, jenis-jenis penerjemahan, strategi penerjemahan , dan evaluasi atau kritik terjemahan.
  1. Pengertian Penerjemahan
Menurut definisi kamus, penerjemahan merupakan pengubahan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain atau pengubahan dari suatu bahasa- biasa disebut bahasa sumber- ke dalam bahasa lain- biasa disebut bahasa penerima atau bahasa sasaran. Yang dimaksud dengan bentuk bahasa ialah kata, frase, klausa, paragraph, dan lain-lain, baik lisan maupun tulisan. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa sumber diganti menjadi bentuk bahasa penerima.
            Dalam Wikipedia, dikemukakan bahwa translation is an activity comprising the interpretation of the meaning of a text in one language –the source text – and the production of a new, equivalent text in another language – called the target text, or the translation. Secara bebas teks tersebut mengandung pengertian bahwa penerjemahan adalah suatu aktivitas yang terdiri dari menafsirkan makna teks dalam satu bahasa (bahasa sumber) dan membuat teks yang baru yang sepadan dalam bahasa lain (bahasa sasran).

  1. Syarat-syarat penerjemah
Proses penerjemahan adalah proses komunikasi. Jadi, penerjemah dituntut untuk mengetahui betul apa yang akan dikomunikasikan, mengetahui siapa sasaran konmunikasi, serta dapat menentukan alat komunikasi dan bagaimana komunikasi tersebut akan disampaikan.
Secara sederhana dapat dikatakan penerjemah perlu:
  • Menguasai masalah atau materi naskah yang akan diterjemahkan, meskipun secara umum. Akan sukar menerjemahkan naskah buku ilmu pengetahuan atau teknologi misalnya bila si penerjemah tidak mempuyai latar belakang pendidikan dibidang tersebut.
  • Menguasai bahasa sumber, termasuk struktur, kebudayaan, dan istilah-istilah khusus dalam materi yang akan diterjemahkan. Bahasa di sini bukan sekedar kosa kata, melainkan juga menyangkut ungkapan dan struktur bahasa yang berlainan dengan struktur bahasa penerima/sasaran.
  • Menguasai bahasa penerima (dalam hal ini, bahasa Indonesia) dan mempunyai keterampilan menulis dan memilih padanan kata yang tepat dari suatu kata atau frase bahasa sumber.
  • Memahami gaya, jiwa, dan respons yang diharapkan penulis asli dalam karya yang diterjemahkan, sehingga pembaca hasil terjemahan akan memberikan tanggapan yang sama dengan pembaca naskah/buku asli.
  • Sebelum menerjemahkan, seorang penerjemah hendaknya mempertimbangkan sasaran pembaca terlebih dahulu, untuk siapa terjemahan itu dibuat. Terjemahan untuk kalangan akademik tentu akan berbeda dengan yang dibuat untuk sasaran pembaca umum. Begitu juga terjemahan yang dibuat untuk orang dewasa akan berbeda dengan yang dibuat untuk anak-anak. Kehendak orang yang memerlukan terjemahan itu juga harus dipertimbangkan oleh seorang penerjemah.
  • Mempunyai cukup waktu dan tidak terganggu oleh kegiatan-kegiatan lain. Penerjemahan memerlukan perhatian khusus.
  • Mempunyai cukup pengalaman dan latihan.
  1. Jenis Penerjemahan
Banyak ahli yang melakukan kategorisasi terhadap hasil terjemahan. Namun demikian, jenis atau ragam terjemahan setidaknya bisa dikategorikan menurut proses penerjemahan dann jenis naskah yang diterjemahkan. Berdasarkan proses penerjemahannya, jenis terjemahan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) jenis terjemahan yang berpihak kepada teks bahasa sumber dan (2) jenis terjemahan yang berpihak kepada bahasa sasaran.
  1. Terjemahan yang berpihak kepada teks bahasa sumber
Terjemahan yang berpihak kepada teks bahasa sumber dapat diamati dari adanya pengaruh teks bahasa sumber dalam teks terjemahan atau teks bahasa sasaran. Pengaruh itu bisa berupa struktur gramatikanya maupun pemilihan katanya. Secara umum, ciri-ciri terjemahan yang berpihak pada teks bahasa sumber adalah:
  • Masih memakai kata-kata yang terdapat dalam teks bahasa sumber.
  • Teks terjemahan masih terasa kalau itu teks terjemahan.
  • Masih mencerminkan gaya bahasa teks bahasa sumber.
  • Masih mencerminkan waktu ditulisnya teks asli (contemporary of the author).
  • Tidak ada penambahan atau pengurangan terhadap teks bahasa sumber.
  • Genre sastra tertentu harus dipertahankan didalam teks terjemahan.
Berdasarkan besar kecilnya pengaruh teks bahasa sumber terhadap teks bahasa sasaran, maka penerjemahan jenis ini merentang mulai dari terjemahan harfiyah (literal translation), terjemahan setia (faitfull translation) dan terjemahan semantik (sematic translation).
  1. Terjemahan yang berpihak kepada teks bahasa sasaran
Ciri utama terjemahan ini adalah keberpihakannya yang nyata terhadap teks dan pembaca bahasa sasaran. Sedangkan indikatornya antara lain:
  • Teks terjemahan hanya memberikan ide teks bahasa sumber, bukan kata-katanya.
  • Kalau dibaca, teks terjemahan terasa seperti tulisan asli dan tidak terasa seperti teks terjemahan.
  • Teks terjemahan memiliki gayanya sendiri.
  • Teks terjemahan mencerminkan waktu saat teks bahasa sumber itu diterjemahkan.
  • Tambahan dan pengurangan teks bahasa sumber dibenarkan.
  • Teks terjemahan tidak harus mempertahankan genre teks aslinya.
Berdasarkan tinngkat keberpihakannya terhadap teks dan pembaca bahasa sasaran, ragam terjemahan ini dapat dikategorikan ke dalam terjemahan bebes (free translation), terjemahan aidiomatis atau dinamik (idiomatic or dynamic translation), terjemahan komunikatif (communicative translation). 
  1. Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses pikir (internal) yang dilakukan seorang penterjemah saat melakukan penerjemahan. Secara sederhana penerjemahan ini terdiri dari dua tahap yaitu: (1) analisis teks asli dan pemahaman makna dan/atau pesan teks asli, dan (2) pengungkapan kembali makna dan atau pesan tersebut di dalam bahasa sasaran dalam kata-kata atau kalimat yang berterima di dalam bahasa sasaran tersebut. Selanjutnya kedua tahap tersebut dijabarkan secara detail oleh beberapa ahli menjadi beberapa tahap, diantaranya oleh E. Sadtono. Menurutnya, proses penerjemahan terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Analisis
Pada tahap ini penerjemah melakukan analisis struktur lahiriyah bahasa sumber. Tujuan analisis ini adalah untuk mennemukan hubungan tata bahasa, dan maksud suatu perkataan/kombinasi perkataan/frase.
Dalam tahap ini ada tiga langkah utama yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) menentukan hubungan yang mengadung antara perkataan-perkataan dan gabungan perkataan; (b) menentukan maksud acuan perkataan perkataan atau kombinasi perkataan-perkataan atau aidiom; dan (c) menentukan makna konotasi, yaitu reaksi pemakai bahasa itu terhadap suatu perkataan atau gabungan/kombinasi perkataan, baik positif maupun negatif.
  1. Transfer
Setelah selesai proses penganalisaan, yaitu suatu langakah yang melibatkan aspek tata bahasa dan aspek semantiks teks yang diterjemahkan, hasil penganalisaan tersebut kemudian dipindahkan/ditransfer ke dalam otak penerjemah dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.
  1. Restrukturisasi
Bahan yag sudah dipindahkan kemudian distrukturkan kembali atau ditulis kembali dalam bahasa sasaran dengan catatan berita yang dihasilkan nanti benar-benar sesuai dengan gaya bahasa sasaran. Langkah inilah yang merupakan kegiatan menerjemahkan yang sesungguhnya. Penerjemah memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa penerima, agar pesan penulis dapat disampaikann dengan sebaik-baiknya. 
  1. Revisi atau penghalusan hasil terjemahan
Apabila proses restrukturisasi telah selesai, langkah selanjutnya adalah menguji atau mengevaluasi hasil terjemahan tersebut. Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau memperhalus hasil terjemahan. Pengujian itu hendaknya meliputi seluruh masalah yang mungkin timbul, yaitu ketetapan amnalisis bahasa, kesamaan isi atau pesan, ketetapan gaya bahasa dan lain-lain. 
BAB III
PENUTUP
            Demikianlah beberapa strategi dan kiat dalam menerjemahkan teks berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Strategi dan kiat di atas hanya bersifat membantu penerjemah dalam menghadapi beberapa persoalan dalam penerjemahan teks berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya masih banyak hal yang harus diungkap dalam makalah ini terkait dengan strategi penerjemahan. Selanjutnya perlu diketahui dan disadari bersama bahwa teori dan strategi penerjemahan yang ada di makalah ini tidak akan banyak membantu untuk menjadi penerjemah-penerjemah profesional kecuali jika terus dan terus giat berlatih dan menerapkan teori dan strategi tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA
  1. Muip, Abdul. 2009. Strategi dan Kiat menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Teras.
  2. Kahar, Hazmida. 2008. Etnografi dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Beringin Mulia.
  3. As. Rahman, Nur Mufid. 2007. Buku Pintar Menerjemahkan Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif
  4. Burdah, Ibnu. 2004. Menjadi Penerjemah. Yogyakarta: Tiarawacana.
  5. Martaya, Widya. 1993. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisinus.


 

Senin, 30 Januari 2012

المحفوظات للسة الثانية والثالثة


الحثُّ على التعلّمِ
العالِمُ كبيرٌ وإنْ كانَ حدثًا * والجاهلُ صغيرٌ وإنْ كانَ شيخًا
تعلّمْ فليسَ المرءُ يولَدُ عالِمًا * وليسَ أخو علمٍ كمنْ هوَ جاهلُ
وإنَّ كبيرَ القومِ لاعلمَ عندَهُ * صغيرٌ إذا التفّتْ عليهِ الْمحافلُ
الحثُّ على التعلّمِ
منْ لَمْ يذقْ ذلَّ التعلّمِ ساعةً * تجرّعَ ذلَّ الجهلِ طولَ حياتهِ
ومنْ فاتهُ التعليمُ وقتَ شبابهِ * فكبّرْ عليهِ أربعًا لوفاتهِ
حياةُ الفتى واللهِ بالعلمِ والتقَى * إذا لَمْ يكونا لااعتبارَ لذاتهِ
أدب المجالسةِ
إنْ أنتَ جالستَ الرجالَ ذوى النهَى * فاجلسْ إليهمْ بالكمالِ مؤدّبًا
واسمعْ حديثَهمْ إذا همْ حدّثوا * واجعلْ حديثَكَ إنْ نطقتَ مهذّبًا
الشرفُ بالأدبِ
لاتنظرَنَّ لأثوابٍ على أحدٍ * إنْ رُمتَ تعرفَهُ فانظرْ إلى الأدبِ
وما الحسنُ فى وجهِ الفتَى شرفًا لهُ * إنْ لَمْ يكنْ فى فعلهِ والخلائقِ
فلْينظرَنَّ إلى منْ فوقَهُ أدبًا * ولينظرَنَّ إلى منْ دونَهُ مالًا
قالَ الإمامُ الشافعىُّ فى صعوبةِ التعلّمِ
شكوتُ إلى وكيعٍ سوءَ حفظِىْ * فأرشدَنِى إلى تركِ المعاصِى
  فأخبرَنِى بأنَّ العلمَ نورٌ * ونورُ اللهِ لايُهدَى للعاصِى
حقُّ الوالدَينِ
إنَّ للوالدَينِ حقًّا علينا * بعدَ حقِّ اللهِ فى الاحترامِ
أوجدانا وربّيانا صغارًا * فاستحقَّ نِهايةَ الإكرامِ
التواضعُ
تواضعْ إذا ما نلتَ فى الناسِ رفعةً * فإنَّ رفيعَ القومِ منْ يتواضعُ
تواضعْ إذا كانَ قدرُكَ عاليًا * فإنَّ اتّضاعَ المرءِ منْ شيمِ العقلِ
التواضعُ
تواضعْ تكنْ كالنجمِ لاحَ لناظرٍ * على صفحاتِ الماءِ وهوَ رفيعُ
ولاتكنْ كالدخانِ يعلو بنفسهِ * على صفحاتِ الجوِّ وهوَ وضيعُ
الصدقُ
عليكَ بالصدقِ فى كلِّ الأمورِ * لاتكذبْ فأقبحَ مايُزرى بكَ الكذبُ
لايكذبُ المرءُ إلَّا منْ مهانتهِ * أوعادةِ السوءِ أو قلّةِ الأدبِ
النصيحةُ
اسلكْ بنىَّ مناهجَ الساداتِ * وتخلّقنَّ بأشرفِ العاداتِ
وإذا اتّبعتَ برزقِ ربّكَ فاجعلنْ * منهُ الأجلَّ لأوجهِ الصدقاتِ
بقدرِ ما تعتنى تنالُ ما تتمنَّى
بقدرِ الكدِّ تُكتسبُ المعالِى * ومنْ طلبَ العلى سهرَ الليالِى
ومنْ طلبَ العلى منْ غيرِ كدٍّ * أضاعَ العمرَ فى طلبِ المُحالِ
الصبرُ
الصبرُ كالصبرِ مرٌّ فى مذاقتهِ * لكنْ عواقبهُ أحلى منَ العسلِ
كنْ حليمًا إذا بُليتَ بغيظٍ * وصبورًا إذا أتتكَ مصيبةٌ
احترامُ المعلّمِ والطبيبِ
إنَّ المعلّمَ والطبيبَ كلاهمَا * لاينصحانِ إذاهما لَمْ يُكرمَا
فاصبرْ لدائكَ إنْ جفوتَ طبيبًا * واقنعْ لجهلكَ إنْ جفوتَ معلّمَا
الطمعُ فى العملِ الصالِحِ
ولدتكَ أمُّكَ يا ابنَ آدمَ باكيًا * والناسُ حولكَ يضحكونَ سرورًا
احرصْ على عملٍ تكونُ بهِ إذا * يبكونَ حولكَ ضاحكًا مسرورًا
قالَ الشاعرُ فى الخلِّ
إنْ قلَّ مالِى فلاخلَّ يصاحبُنى * وإنْ زادَ مالِى فكلُّ الناسِ خُلَّانِى
فكمْ عدوٍّ لأجلِ المالِ صاحبَنى * وكمْ صديقٍ لفقدِ المالِ عادانِى
للطغرائىِّ المتوفَّى 513 هـ
لوكانَ نورُ العلمِ يُدرَكُ بالمنَى * ماكانَ يبقَى فى البريَّةِ جاهلُ
اجهدْ ولاتكسلْ ولاتكُ غافلًا * فندامةُ العقبَى لِمنْ يتكاسلُ
لِمحمودٍ سامِى باشَا المتوفَّى 1322 هـ
فى انتهازِ الفرصةِ
بادرِ الفرصةَ واحذرْ فوتَها * فبلوغُ العزِّ فى نيلِ الفرصْ
واغتنمْ عمرَكَ إبّانَ الصّبا * فهوَ إنْ زادَ معَ الشيبِ نقصْ
 وابتذرْ مسعاكَ واعلمْ أنَّ منْ * بادرَ الصيدَ معَ الفجرِ قنصْ
إنَّ ذاالحاجةِ إنْ لَمْ يغتربْ * عنْ حماهُ مثلُ طيرٍ فى قفصْ
  قالَ الإمامُ الشافعىُّ المتوفَّى 204 هـ
فى مدحِ السفرِ
ما فى المقامِ لذى عقلٍ وذى أدبٍ * منْ راحةٍ فدعِ الأوطانَ واغتربْ
سافرْ تجدْ عوضًا عمّنْ تفارقُهُ * وانصبْ فإنَّ لذيذَ العيشِ فى النصبْ
إنّى رأيتُ وقوفَ الماءِ يفسدُهُ * إنْ سالَ طابَ وإنْ لَمْ يجرِ لَمْ يطبْ
والأسدُ لولا فراقُ الغابِ ماافترستْ * والسهمُ لولا فراقُ القوسِ لَمْ يُصبْ
والشمسُ لوْ وقفتْ فى الفلكِ دائمةً * لَملَّها الناسُ منْ عجمٍ ومنْ عربْ
والتبرُ كالتربِ مُلقًى فى أماكنهِ * والعودُ فى أرضهِ نوعٌ منَ الحطبْ
لِحسامِ الدينِ الواعظىِّ المتوفَّى 99 هـ
تعلّمِ العلمَ واجلسْ فى مجالسهِ * ما خابَ قطٌّ لبيبٌ جالسَ العلما
والوالدينِ فأكرمْ تنجُ منْ ضررٍ * ولا تكنْ نكدًا تستوجبُ النقما
ولازمِ الصمتَ لاتنطقْ بفاحشةٍ * وأكرمِ الجارَ لاتهتكْ لهُ حرما
 واحذرْ منَ المزحِ كمْ فى المزحِ منْ خطرٍ * وكمْ منْ صديقينِ بعدَ المزحِ فاختصما
لأبِى العتاهيّةِ المتوفَّى 211 هـ
لكلِّ شىءٍ زينةٌ فى الورَى * وزينةُ المرءِ تمامُ الأدبِ
ما وهبَ اللهُ لامرءٍ هبةً * أشرفَ منْ عقلهِ ومنْ أدبهْ
قدْ يشرفُ المرءُ بآدابهِ فينا * وإنْ كانَ وضيعَ النسبِ
منْ كانَ مفتخرًا بالمالِ والنسبِ * فإنّما فخرُنا بالعلمِ والأدبِ
هما حياةُ الفتَى فإنْ عدما * فإنَّ فقدَ الحياةِ أجملُ بهْ
لاتنظرَنَّ لأثوابٍ على أحدٍ * إنْ رمتَ تعرفَهُ فانظرْ إلَى الأدبِ
قالَ علىُّ بنُ أبِى طالبٍ المتوفَّى 40 هـ
عليكَ ببرِّ الوالدينِ كليهما * وبرِّ ذوى القربَى والأباعدِ
ولا تصحبنَّ إلَّا تقيًّا مهذّبًا * عفيفًا ذكيًّا منجزًا للمواعدِ
وكنْ واثقًا باللهِ فى كلِّ حادثٍ * يصنْكَ مدَى الأيّامِ منْ شرِّ حاسدِ
وباللهِ فاستعصمْ ولاترجُ غيرَهُ * ولا تكُ فى النعماءِ عنهُ بجاحدِ
وغُضَّ عنِ المكروهِ طرفَكَ واجتنبْ * إذَى الجارِ واستمسكْ بحبلِ المحامدِ
للإمامِ الشافعىِّ المتوفَّى 204 هـ فى الحكمِ
دعِ الأيّامَ تفعلْ ما تشاءُ * وطبْ نفسًا إذا حكمَ القضاءُ
ولا تجزعْ لحادثةِ الليالِى * فما لحوادثِ الدنيا بقاءُ
وكنْ رجلًا على الأهوالِ جلدًا * وشيمتُكَ السماحةُ والسخاءُ
ولاحزنٌ يدومُ ولاسرورٌ * ولاعسرٌ عليهِ ولارخاءُ
إذا ماكنتَ ذا قلبٍ قنوعٍ * فأنتَ ومالكُ الدنيا سواءُ
ومنْ نزلتْ بساحةِ المنايا * فلَا أرضٌ تقيهِ ولاسماءُ
قالَ الشيخُ عبدُ اللهِ فكرى باشا
المتوفَّى 1207 هـ
  إذا نامَ غرٌّ فى دجَى الليلِ فاسحرْ * وقمْ للمعالِى والعوالِى وشمّرْ
وسارعْ إلَى مارمتَ مادمتَ قادرًا * عليهِ فإنْ لَمْ تبصرِ النجحَ فاصبرْ
  وأكثرْ منَ الشورَى فإنّكَ إنْ تصبْ * تجدْ مادحًا أوْ تخطئَ الرأىَ تُعْذَرْ
وعوّدْ مقالَ الصدقِ نفسَكَ وارضهُ * تُصدَّقْ ولاتركنْ إلَى قولٍ مفترْ
ولاتقفُ زلَّاتِ العبادِ تعدُّها * فلستَ على هذا الورَى بمسيطرْ
قالَ السيّدُ أحمدُ الهاشمىُّ
عليكَ بالصبرِ والإخلاصِ فى العملِ * ولازمِ الخيرَ فى حلٍّ ومرتحلِ
وجانبِ الشرَّ واعلمْ أنَّ صاحبَهُ * لابدَّ يُجزاهُ فى سهلٍ وفى جبلِ
واصبرْ على مضضِ الأيّامِ محتملًا * ففيهِ قرعٌ لبابِ النجحِ والأملِ
لاتطلبِ العزَّ فى دارٍ وُلدتَ بِها * فالعزُّ عندَ رسيمِ أينقِ الذللِ
شمّرْ وجدَّ لأمرٍ أنتَ طالبُهُ * إذْ لاتنالُ المعالِى قطٌّ بالكسلِ
ولاتجادلْ جهولًا ليسَ يفهمُ ما * تقولُ فالشرُّ كلَّ الشرِّ فى الجدلِ
قالَ صلاحُ الدينِ الصفدىُّ المتوفَّى 764 هـ
الجَدُّ بالجِدِّ والحرمانُ بالكسلِ * فانصبْ تصبْ عنْ قريبٍ غايةَ الأملِ
واصبرْ على كلِّ مايأتى الزمانُ بهِ * صبرَ الحسّامِ بكفِّ الدارعِ البطلِ
وإنْ بُليتَ بشخصٍ لاخلاقَ لهُ * فكنْ كأنّكَ لَمْ تسمعْ ولَمْ يقلِ
ولايغرَّنْكَ منْ تبدو بشاشتُهُ * منهُ إليكَ فإنَّ السمَّ فى الدسمِ
وإنْ أردتَ نجاحًا أوْ بلوغَ منًى * فاكتمْ أمورَكَ عنْ حافٍ ومنتعلِ
لِمعروفٍ الرصافىِّ المتوفَّى 1945 م
شاعرٌ عراقىٌّ يُعدُّ منْ فخولِ الشعراءِ فى العصرِ الحديثِ
فى العلمِ
لايبلغُ المرءُ منتهَى أربهِ * إلَّا بعلمٍ يجدُ فى طلبهِ
فأوِ إلى ظلّهِ تعشْ رغدًا * عِيشًا أمينًا منْ سوءِ منقلبهِ
واتعبْ لهُ تسترحْ بهِ أبدًا * فراحةُ المرءِ منْ جنَى تعبهِ
وإنَّ للعلمِ فى العلَا فلكًا * كلُّ المعالى تدورُ فى قطبهِ
واسعَ إليهِ يَعزمْ ذى جلدٍ * مصمّمُ الرأىِ غيرَ مضطربهِ
وابذُلْ لهُ ما ملكتَ منْ نشبٍ * فالعلمُ أبقَى للمرءِ منْ نشبهِ
لاتتّكلْ بعدَهُ على نشبٍ * فالعلمُ ؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟؟
واطرحِ المجدَ غيرَ طارفهِ * واجتنبِ الفخرَ فى غيرِ مكتبهِ
ما أبعدَ الخيرَ عنْ فتًى كسِلٍ * يسرُحُ فى لهوهِ وفى لعبهِ
المقتطفاتُ
*اطلبْ فى الحياةِ العلمَ والمالَ تحزِ الرئاسةَ علَى الناسِ لأنَّهمْ بينَ عامٍّ
   وخاصٍّ، فالخاصّةُ تفضّلكَ بالعلمِ والعامّةُ تفضّلكَ بالمالِ
*منْ عاملَ الناسَ فلَمْ يظلمْهمْ، وحدّثَهمْ فلمْ يكذبْهمْ، ووعدَهمْ فلمْ
   يخلفْهمْ، فهوَ ممّنْ كملتْ مروءتهُ
*منْ لَمْ يقمْ بأداءِ واجبهِ نحوَ وطنهِ ودينهِ حذرًا منَ التعبِ أوِالموتِ فليسَ
   بأهلٍ لأنْ يعيشَ لأنَّ الموتَ آتٍ لابدَّ منهُ ولكنَّ النفسَ الشريفةَ لاتموتُ
لصفىِّ الدينِ الحلّىِّ المتوفَّى 740 هـ
فى الأخلاقِ والخصالِ
لايمتطى المجدَ منْ لَمْ يركبِ الخطرَ * ولاينالُ العلَى منْ قدمَ الحذرَ
ومنْ أرادَ العلَا عفوًا بلاتعبٍ * قضَى ولَمْ يقضِ منْ إدراكها وطرَ
لابدَّ للشهدِ منْ نحلٍ يمنعهُ * لايجتنِى النفعَ منْ لَمْ يحملِ الضررَ
وأحزمُ الناسِ منْ لَوْ ماتَ منْ ظمإٍ * لايقربُ الوردَ حتَّى يعرقَ الصدرَ
وأعزرُ الناسِ عقلًا منْ إذا نظرَ * عيناهُ أمرًا غدًا بالغيرِ معتبرَ
للإمامِ الشافعىِّ رحمهُ اللهُ المتوفَّى 204 هـ
الحكمُ فى عزّةِ النفسِ
وعينُ الرضا عنْ كلِّ عيبٍ كليلةٌ * كما أنَّ عينَ السخطِ تبدِى المساوىَ
ولستُ بِهيّابٍ لِمنْ لايهابنىْ * ولستُ أرَى للمرءِ ما لايرَى لِىَ
فإنْ تبدُ منِّى تبدُ منكَ مودّتِىْ * وإنْ تنأَ عنِّى تلقَنِى عنكَ نائيَا
كلانا غنىٌّ عنْ أخيهِ حياتَهُ * ونحنُ إذا متنا أشدُّ تغانيَا
منْ شعرِها تخاطبُ المرأةَ المصريّةَ
سيرىْ كسيرِ السحبِ * لاتأنَىْ ولاتتعجّلىْ
لاتكنسىْ أرضَ الشوارعِ * بالإزارِ المسبلِّ
أمّا السفورُ فحكمهُ * فى الشرعِ ليسَ بِمعضلِ
ذهبَ الأئمّةُ فيهِ * بينَ محرّمٍ ومحللِ
ويجوزُ بالإجماعِ منهمْ * عندَ قصدِ التأهّلِ
ليسَ النقابُ هوَ الحجابُ * فقصّرىْ أوْ طوّلِىْ
 فإذا جهلتِ الفرقَ بينهما * فدونَكِ فاسألِىْ
منْ بعدِ أقوالِ الأئمّةِ * لامجالَ لمقولِىْ
لاأبتغِى غيرَ الفضيلةِ * للنساءِ فأجملىْ
لمحمودٍ سامى باشا البارودىِّ المتوفَّى1322هـ
والدهرُ كالبحرِ لاينفكُّ ذا كدرٍ * وإنّما صفوهُ بينَ الورَى لُمعُ
لوكانَ للمرءِ فكرٌ فى عواقبهِ * ما شانَ أخلاقَهُ حرصٌ ولاطمعُ
وكيفَ يُدركُ مافى الغيبِ منْ حدثٍ * منْ لَمْ يزلْ بغرورِ العيشِ ينخدعُ
دهرٌ يغرُّ وآمالٌ تسرُّ وأعمارٌ * تمرُّ وأيّامٌ لها خدعُ
يسعَى الفتَى لأمورٍ قدْ تضرُّ بهِ * وليسَ يعلمُ ما يأتِى وما يدعُ
ياأيّها السادرُ المزورُّ منْ صلفٍ * مهلًا فإنَّكَ بالأيّامِ منخدعُ
دعْ مايريبُ وخذْ فيما خُلقتَ لهُ * لعلَّ قلبَكَ بالإيمانِ ينتفعُ
إنَّ الموتَ لثوبٌ سوفَ تخلعهُ * وكلُّ ثوبٍ إذا مارثَّ ينخلعُ
منْ أمثالِ الجاهليّةِ النظميّةِ
تمتّعْ منْ شميمِ عرارِ نجدٍ * فما بعدَ العشيّةِ منْ عررٍ
لاتقطعنْ ذنبَ الأفعَى وترسلها * إنْ كنتَ سهمًا فأتبعْ رأسَها الذنبَ
إنِّى وقتلِىْ سليكًا ثمَّ أعقلُهُ * كالثورِ يُضرَبُ لَمّا عافتِ البقرُ
أنْ تردَ الماءَ بماءٍ أوفقَ * لاذنبَ لِىْ قدْ قلتُ للقومِ استقُوا
منْ أمثالِ الجاهليّةِ النثريّةِ
1.إنَّ البغاثَ بأرضِنا يستنشرُ
2.إذا عزَّ أخوكَ فهنْ
3.ربَّ رميةٍ منْ غيرِ رامٍ
4.أنتَ تئقُ وأنا مئقٌ فمتَى نتّفقُ
5.جوّعْ كلبَكَ يتبعْكَ
6.قدِ استنوقَ الجملُ
7.الحديثُ ذو سجونٍ
8.إنَّ العوانَ لاتعلمُ الخمرةَ
9.سبقَ السيفُ العذلُ
10.ما يومُ حليمةٍ بسرٍّ
11.مواعيدُ عرقوبٌ
12.مكرهُ أخاكَ لابطلَ
13.ثكلٌ أرأحها ولدًا
14.أتبعِ الفرسَ لجامها
منْ أحاديثِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلّمَ
(صفةُ المؤمنِ الكاملِ)
اتّقِ المحارمَ تكنْ أعبدَ الناسِ، وارضَ بِما قسمَ اللهُ تكنْ أغنَى الناسِ، وأحسنْ
إلى جارِكَ تكنْ مؤمنًا، وأحبَّ للناسِ ما تحبُّ لنفسِكَ تكنْ مسلمًا، ولا تكثرِ
الضحكَ فإنَّ كثرةَ الضحكِ تُميتُ القلبَ
(فضيلةُ الصدقِ)
إنَّ الصدقَ يهدِى إلى البرِّ، وإنَّ البرَّ يهدِى إلى الجنّةِ، فإنَّ الرجلَ ليصدقُ حتَّى يُكتبَ عندَ اللهِ صدّيقًا. وإنَّ الكذبَ يهدىْ إلى الفجورِ، وإنَّ الفجورَ يهدىْ إلى النارِ، فإنَّ الرجلَ ليكذبُ حتَّى يُكتبَ عندَ اللهِ كذّابًا
(وِحدةُ المسلمينَ واتّحادُ مشاعرِهمْ)
مثلُ المؤمنينَ فى تراحمِهمْ وتوادِّهمْ وتعاطفِهمْ كمثلِ الجسدِ، إذا اشتكى منهُ عضوٌ تداعى لهُ سائرُ الجسدِ بالسهرِ والحمَى
للشريفِ العبّاس المتوفَّى504هـ
وكلُّ إنسانٍ فلابدَّ لهُ * منْ صاحبٍ يحملُ ما أثقلهُ
فإنّما الرجالُ بالإخوانِ * واليدُ بالساعدِ والبنانِ
منْ عرفَ اللهَ أزالَ التهمةَ * وقالَ كلُّ فعلهِ بالحكمةِ

  اسالنا الله يعطى التوفيق والنّجاح  
       

المحفوظات للسنة الأولى


اَلْمَحْفُوْظَاتُ
للسنة الأولَى
(1)مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, maka mendapatlah ia[1]
(2)مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
Barang siapa bersabar, maka beruntunglah ia[2]
(3)مَنِ اتَّقَى اِرْتَقَى
Barang siapa bertaqwa, maka luhurlah ia[3]
(4)الحسودُ لايسودُ
Pendengki itu tidak akan bahagia
(5)آفةُ العلمِ النسيانُ
Bencana ilmu adalah lupa
(6)منْ يزرعْ يحصدْ
Barang siapa menanam pasti mengetam[4]
(7)فكّرْ قبلَ أنْ تعزمَ
Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkehendak[5]
(8)سوءُ الخلقِ يُعدِى
Kerusakan budi pekerti itu menular
(9)النظافةُ منَ الإيمانِ
Kebersihan itu sebagian dari pada iman
(10)الأعمالُ بخواتمها
Semua pekerjaan itu sampai sempurna (tuntas)
(11)خيرُ مالِكَ ما نفعكَ
Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfa’at bagimu
(12)اتركِ الشرَّ يترككَ
Tinggalkanlah kejahatan, maka ia akan meninggalkanmu
(13)قلِ الحقَّ ولوكانَ مرًّا
Katakanlah yang benar walaupun pahit
(14)منْ ظلمَ ظُلمَ
Barang siapa menganiaya (zalim), maka ia dianiaya
(15)خيرُ الأمورِ أوساطها
Sebaik-baik perkara adalah pertengahannya[6]
(16)ربَّ أخٍ لَمْ تلدْهُ والدةٌ
Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan satu ibu
(17)منْ تأنَّى نالَ ما تمنَّى
Barang siapa berhati-hati, niscaya mendapatkan apa yang ia cita-citakan
(18)داووا الغضبَ بالصمتِ
Obatilah marah dengan diam
(19)لاخيرَ فى لذّةٍ تعقبُ ندمًا
Tidak baik kenikmatan yang mengakibatkan penyesalan
(20)وما اللذّةُ إلَّا بعدَ التعبِ
Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan[7]
(21)ليسَ كلُّ ما يلمعُ ذهبًا
Tidaklah setiap yang berkilau itu emas
(22)الوقتُ أثمنُ منَ الذهبِ
Waktu itu lebih mahal daripada emas[8]
(23)خيرُ الكلامِ ماقلَّ ودلَّ
Sebaik-baik perkataan adalah yang sedikit dan jelas
(24)رأسُ الذنوبِ الكذبُ
Pokok segala dosa adalah kebohongan
(25)اطلبِ العلمَ ولوبالصينِ
Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina
(26)منْ قلَّ صدقهُ قلَّ صديقهُ
Barang siapa sedikit kejujurannya, maka sedikit pulalah kawannya[9]
(27)إذا تمَّ العقلُ قلَّ الكلامُ
Jika sempurna akal seseorang, maka sedikitlah bicaranya
(28)آدبُ المرءِ خيرٌ منْ ذهبهِ
Adab seseorang itu lebih baik daripada emasnya
(29)الاتّحادُ أساسُ النجاحِ
Persatuan itu adalah pokok keberhasilan[10]
(30)جرّبْ ولاحظْ تكنْ عارفًا
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kamu mengetahui[11]
(31)هلكَ امرؤٌ لَمْ يعرفْ قدرهُ
 Hancurlah seseorang yang tidak tahu nilai dirinya
(32)منْ حفرَ حفرةً وقعَ فيها
Barang siapa menggali lobang, maka terperosoklah ia ke dalamnya[12]
(33)العملُ يجعلُ الصعبَ سهلًا
Pekerjaan itu membuat yang sukar menjadi mudah
(34)فجزاءُ سيّئةٍ سيّئةٌ مثلها
Balasan kejahatan adalah kejahatan yang stimpal dengannya
(35)الكلامُ ينفذُ مالاتنفذهُ الإبرُ
Perkataan itu bisa menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum
(36)قيمةُ المرءِ بقدرِ مايُحسنهُ
Harga diri seseorang itu sebesar kebaikan yang diperbuatnya
(37)لنْ ترجعَ الأيّامُ التى مضتْ
Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu[13]
(38)انظرْ ماقالَ ولَاتنظرْ منْ قالَ
Perhatikanlah apa yang dikatakan dan jangan memperhatikan siapa yang mengatakan
(39)منْ كثرَ إحسانهُ كثرَ إخوانهُ
Barang siapa yang banyak kebaikannya, maka banyak pulalah temannya
(40)الصبرُ يعينُ على كلِّ عملٍ
Kesabaran itu menolong setiap pekerjaan[14]
(41)الشرفُ بالأدبِ لابالنسبِ
Kemuliaan itu dengan adab bukan karena nasab (keturunan)
(42)سيرةُ المرءِ تنبئُ عنْ سريرتهِ
Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya
(43)جالسْ أهلَ الصدقِ والوفاءِ
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji
(44)منْ سارَ على الدربِ وصلَ
Barang siapa berjalan pada jalannya, maka sampailah ia
(45)منْ عرفَ بعدَ السفرِ اِستعدَّ
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, maka bersiap-siaplah ia
(46)إذا كثرَ المطلوبُ قلَّ المساعدُ
Apabila besar keinginannya, maka sedikitlah penolongnya
(47)منْ عذبَ لسانهُ كثرَ إخوانهُ
Barang siapa manis tutur katanya, maka banyaklah temannya
(48)خيرُ جليسٍ فى الزمانِ كتابٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku[15]
(49)لاتحتقرْ مسكينًا وكنْ لهُ معينًا
Janganlah menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya
(50)تنظيمُ العملِ يوفّرُ نصفَ الوقتِ
Pengaturan pekerjaan menghemat setengah waktu
(51)سلامةُ الإنسانِ فى حفظِ اللسانِ
Keselamatan seseorang itu dalam menjaga perkataan
(52)الرفقُ بالضعيفِ منْ خلقِ الشريفِ
Berlemah-lembut pada yang lemah merupakan akhlaq yang mulia
(53)أوّلُ الغضبِ جنونٌ وآخرهُ ندمٌ
Awal kemarahan adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan
(54)عثرةُ القدمِ أسلمُ منْ عثرةِ الفمِ
Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya ucapan
(55)العلمُ بلا عملٍ كالشجرِ بلا ثمرٍ
Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tak berbuah
(56)منْ أعانكَ على الشرِّ ظلمكَ
Barang siapa menolongmu dalam kejahatan, maka ia telah menzalimimu
(57)العقلُ السليمُ فى الجسمِ السليمِ
Akal yang sehat terdapat pada badan yang sehat[16]
(58)عدوٌّ عاقلٌ خيرٌ منْ صديقٍ جاهلٍ
Musuh yang pandai lebih baik daripada teman yang bodoh
(59)تعلّمنْ صغيرًا واعملْ بهِ كبيرًا
Belajarlah di waktu kecil dan kerjakanlah di waktu besar
(60)تركُ الجوابِ على الجاهلِ جوابٌ
Meninggalkan jawaban (tidak menjawab) pada orang bodoh adalah jawaban
(61)بيضةُ اليومِ خيرٌ منْ دجاجةِ الغدِ
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari[17]
(62)اطلبِ العلمَ منَ المهدِ إلَى اللحدِ
Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat (kubur)[18]
(63)أصلحْ نفسكَ يصلحْ لكَ الناسُ
Perbaikilah dirimu, maka orang lain akan berbuat baik padamu[19]
(64)إذا لَمْ تستحِ فاصنعْ ما شئتَ
Apabila kamu tidak merasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu
(65)إذا صدقَ العزمُ وضحَ السبيلُ
Apabila benar keinginannya, maka terbukalah jalannya[20]
(66)وعاملِ الناسَ بما تحبُّ منهُ دائمًا
Pergaulilah orang itu dengan apa yang kamu menyukai darinya selamanya
(67)مودّةُ الصديقِ تظهرُ وقتَ الضيقِ
Kecintaan seorang teman itu akan nampak pada saat kesempitan
(68)كلُّ شىءٍ إذا كثرَ رخصَ إلَّا الأدبَ
Segala sesuatu itu jika banyak menjadi murah kecuali adab
(69)صديقُكَ منْ أبكاكَ لامنْ أضحككَ
Temanmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa
(70)خيرُ الأصحابِ منْ يدلّكَ على خيرٍ
Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan pada kebaikan
(71)منْ طلبَ أخًا بلاعيبٍ بقىَ بلا أخٍ
Barang siapa mencari teman yang tidak tercela, maka ia tetap tanpa teman
(72)لولا العلمُ لكانَ الناسُ كالبهائمِ
Kalaulah tidak karena ilmu, maka manusia itu laksana hewan
(73)لكلِّ مقامٍ مقالٌ ولكلِّ مقالٍ مقامٌ
Setiap tempat ada perkataan yang tepat dan setiap perkataan ada tempatnya yang tepat
(74)لكلِّ عملٍ ثوابٌ ولكلِّ كلامٍ جوابٌ
Setiap amal ada pahalanya dan setiap perkataan ada jawabannya
(75)فى التأنّى السلامةُ وفى العجلةِ الندامةُ
Didalam kehati-hatian ada keselamatan dan didalam ketergesa-gesaan ada penyesalan
(76)العلمُ فى الصغرِ كالنقشِ على الحجرِ
Ilmu di waktu kecil bagaikan ukiran di atas batu
(77)لاتحتقرْ منْ دونَكَ فلكلِّ شىءٍ مزيّةٌ
Janganlah menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu mempunyai kelebihan
(78)لاتكنْ رطبًا فتعصرَ ولا يابسًا فتكسَّرَ
Janganlah kamu menjadi lemah hingga diperas dan janganlah keras hingga dipatahkan
(79)خيرُ الناسِ أحسنهمْ خلقًا وأنفعهمْ للناسِ
Sebaik-baik orang adalah sebaik-baik budi pekerti dan yang paling bermanfa’at bagi kebanyakan orang
(80)ثمرةُ التفريطِ الندامةُ وثمرةُ الحزمِ السلامةُ
Buah sembrono adalah penyesalan dan buah kehati-hatian adalah keselamatan
(81)العبدُ يُضربُ بالعصا والحرُّ يكفيهِ بالإشارةِ
Seorang budak itu dipukul dengan tongkat, dan orang merdeka itu cukup dengan isyarat
(82)لاتؤخّرْ عملَكَ إلى الغدِ ما تقدرُ أنْ تعملهُ اليومَ
Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu sampai besok apa-apa yang dapat kamu kerjakan hari ini
(83)ليسَ العيبُ لِمنْ كانَ فقيرًا * بلِ العيبُ لِمنْ كانَ بخيلًا
Bukanlah aib (cela) itu bagi orang mikin, tetapi aib itu bagi orang bakhil
(84)ليسَ الجمالُ بأثوابٍ تزيّنُنا * إنَّ الجمالَ جمالُ العلمِ والأدبِ
Bukanlah keindahan itu dengan pakaian yang menghias kita * sesungguhnya keindahan itu keindahan ilmu dan budi pekerti
(85)اجهدْ ولاتكسلْ ولاتكُ غافلًا * فندامةُ العقبى لِمنْ يتكاسلُ
Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malasan dan janga pula lengah (lupa) * karena penyesalan akibat dari itu semua adalah bagi orang yang bermalas-malasan[21]
(86)ليسَ اليتيمُ الذى قدْ ماتَ والدهُ * بلِ اليتيمُ يتيمُ العلمِ والحسبِ
Bukanlah yatim itu yang meninggal bapaknya * tetapi yatim itu adalah yatim ilmu dan keluhuran budi pekerti
(87)أخى لنْ تنالَ العلمَ إلَّا بستّةٍ * سأنبيكَ عنْ تفصيلِها ببيانٍ
      ذكاءٍ وحرصٍ واجتهادٍ ودرهمٍ * وصحبةِ أستاذٍ وطولِ زمانٍ
Wahai saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, akan diterangkan mendetail dengan jelas: kecesdasan, ketamakan (akan ilmu), kesungguhan, bekal, mempergauli guru dan waktu yang lama.
(88)شعرُ أبى نُواس (الاعترافُ)
SYI’IR ABU NAWAS (PENGAKUAN)
إلهى لستُ للفردوسِ أهلًا * ولاأقوَى على النارِ الجحيمِ
فهبْ لِى توبةً واغفرْ ذنوبِى * فإنَّكَ غافرُ الذنبِ العظيمِ
Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga * tapi aku tidak kuat ke neraka.
Maka berilah aku taubat dan ampunilah dosa-dosaku * sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa-dosa besar.
ذنوبِى مثلُ أعدادِ الرمالِ * فهبْ لِى توبةً ياذاالجلالِ
وعمرى ناقصٌ فى كلِّ يومٍ * وذنبى زائدٌ كيفَ احتمالِ
Dosaku laksana bilangan butir-butir pasir * maka berilah aku taubat wahai Dzat Yang Memiliki keagungan.
Umurku berkurang setiap hari * sedangkan dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.
إلهى عبدُكَ العاصى أتاكَ * مقرًّا بالذنوبِ وقدْ دعاكَ
فإنْ تغفرْ فأنتَ لذاكَ أهلُ * وإنْ تطردْ فمنْ نرجوْ سواكَ
Tuhanku! hambaMu yang berbuat dosa telah datang kepadaMu * dengan mengakui dosa-dosa dan memohon kepadaMU.
Jika Engkau mengampuni, maka Engkaulah ahli (pengampun) * jika Engkau menolak, kepada siapa lagi kami mengharap selain Engkau.










[1] Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai
[2] Biar lambat asal selamat
[3] Sebaik-baik bekal adalah taqwa
[4] Sopo sing telaten, mesti panen
[5] Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna
[6] Agama Islam itu moderat
[7] Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian
   Sakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian
[8] The time is money
   Makan bubur panas-panas
[9] Ada gula ada semut
[10] Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh
[11] Experience is the best teacher
[12] Senjata makan tuan
[13] Nasi telah menjadi bubur
[14] Sehari sehelai benang, lama-lama menjadi kain
[15]  A good book is a good friend
[16] Men sana in korpore sano
[17] Seekor burung di tangan lebih baik dari pada sepuluh di atas pohon
[18] Life long education
[19] Kuman di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak
[20] Where there is will there is a way
[21] Belajar sampai tamat, berenang sampai pulau